BBM sudah naik beberapa waktu lalu. Tidak ada gejolak, tidak ada rintihan dari kaum pinggiran negeri yang tersisih. Yang ada adalah raungan para kaum yang mestinya tidak pantas untuk melakukannya. Karena dari segi ekonomi, mereka mampu untuk membeli harga BBM dengan harga segitu. Kenapa saya katakan demikian? Karena kebanyakan dari kaum yang tidak terpinggirkan ini mampu untuk membayar pulsa ponsel, mampu membayar biaya koneksi 3G, mampu membayar koneksi internet dan segala fasilitasnya dengan ringan dan enteng. Lalu pantaskah, kalau hanya untuk membayar BBM saja mesti meraung-raung seperti kehabisan seluruh hartanya untuk membeli minyak?
BBM, sudah selayaknya naik. Mestinya harganya harus lebih mahal dari sekarang. Kalau harga BBM tidak dinaikkan, maka lambat laun negeri yang kita cintai ini akan terpuruk, sedangkan para provider komunikasi akan berjaya dan membeli negeri ini. Tahukah kita, mestinya cost untuk bertelepon, berinternet dan ber 3G adalah tidak semahal sekarang. Kalau saja diturunkan 50% dari sekarang, provider tidak akan rugi. Jadi selama ini kita hanya memperkaya para pengusaha yang notabene bukan kaum negeri ini. Mereka adalah para pengusaha asing yang karena kebodohan pemerintahan Megawati, memprivatisasi hampir seluruh aset negara. Sebuah kebijakan Bodoh dari anak Proklamator besar SOEKARNO. Sangat tidak pantas menyandang nama besar proklamator negeri ini yang kita semua hormati. "MENJUAL ASET NEGARA KEPADA PERUSAHAAN ASING !!!"
Kalau harga untuk berkomunikasi diturunkan, maka cost yang selama ini kita gunakan untuk hal tersebut bisa dialihkan untuk cost BBM. jadi kita tidak akan merasa berat untuk membeli BBM dengan harga Rp. 7000 Sekalipun. Terasa berat, Karena harga produk-produk yang diproduksi para konglomerat tidak masuk akal. Keuntungan mereka terlalu besar. Kita sebagai konsumen, merasa terpinggirkan, lalu menuntut pemerintah untuk tidak menaikkan BBM. Logika darimana? Anda membeli cabe satu kilo Rp.2000, Lalu anda jual dengan harga Rp. 1000. Anda tentunya bisa memikirkannya sendiri. Betapa selama ini apa yang terjadi? -------------------- Tulisan Sejenis:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar