24.3.08

PARNO? YA...GIMANA YA?

Salam kagok !!!

Sebuah siang, di jalan depan warnet terlihat lalu-lalang para siswa-siswi pulang menuju rumah dari sekolah. Beberapa di antaranya ada yang mampir ke warnet yang aku operatori. Tiga cowok berseragam SMP. Tanpa say hello, mereka langsung menuju bilik sasaran, bilik paling pojok. Semua berjalan normal; kalem, tanpa berisik. Musik pop mengalun halus memenuhi ruang warnet yang 90% biliknya terisi.

Lima menit kemudian, saya kontrol; siapa tahu ada yang memesan soft drink atau membutuhkan saya yang memang agak-agak keren ini. Ketika tiba di bilik pojok, mereka (3 cowok berseragam SMP) kasak-kusuk. Wajahnya memerah, matanya seperti mengadu kepada saya, "Mas, saya sedang liat situs porno !". Saya pun kembali ke meja operator untuk memantau. Benar saja, mereka sedang membuka situs yang notabene tidak pantas mereka lihat. Saya pun mengirim pesan kepada mereka. Tetapi mereka tetap saja tak bergeming. Saya langsung meluncur ke bilik pojok dengan tujuan; mengingatkan mereka secara baik-baik, "Dik, sebaiknya tutup saja situs itu. Kalian tidak pantas membukanya." Apa jawaban mereka?
"Suka-suka gue dong, gue bayar ini..." Katanya ketus. Saya pun kembali ke meja operator. PC di bilik pojok saya matikan dari server. salah satu dari mereka ke meja saya, "Mas, kok PCnya mati?" Sayapun menjawab dengan suka-suka, "Suka-suka gue dong, Gue yang operator ini..." Ia pun kembali ke bilik pojok, lalu kembali bersama dengan kedua temannya, ngeloyor menuju pintu keluar, "Katanya mau bayar?" Kata saya sambil berdiri menghentikan mereka. "Berapa?!" Tanya salah satu dari mereka. "Lima ribu rupiah !" Jawab saya sekenanya. "Kok?" Mereka heran, ingin jawaban, "Suka-suka gue dong, gue yang kasih harga ini..." Mereka pun mengeluarkan uang lima ribu lalu pergi.

Dilema memang, tapi apa boleh buat, mereka salah merespon sebuah nasehat. Nasehat yang mestinya membuat mereka berterimakasih, atau paling tidak merespon dengan cara indonesiawi. Mereka merespon nasehat dengan cara yang keliru.

Operator warnet adalah juga sebagai filter dari liarnya belantara tehnologi yang namanya internet. Tak perlu merasa kagok atau merasa nggak enak, apalagi untuk anak-anak. Harus sangat tegas. Kasihan mereka, jauh dari rumah, orang tua tak bisa mengawasi. Kitalah, sebagai operator yang mestinya turut mengawasi. Bukan demi siapa atau apa, tapi demi terpeliharanya moral bangsa yang sudah kadung dibawah titik nol. -------------------- Tulisan Sejenis:
-----------------------

Tidak ada komentar: